5 Cara Mencegah Food Waste
Food and Agriculture Organization (2017) menyatakan bahwa sepertiga makanan yang diproduksi tiap tahun, yakni sebesar 1,3 miliar ton merupakan food waste. Sementara dari 7,6 miliar orang, terdapat setidaknya 815 juta orang yang kelaparan (World Hunger News, 2016). Di Indonesia, tercatat bahwa setiap orang menghasilkan sebesar 300 kg food waste setiap tahunnya, hal inilah yang akhirnya menjadikan Indonesia sebagai negara dengan food waste terbesar kedua di dunia setelah Arab Saudi (The Economist Inteligence Unit, 2016). Padahal, jumlah tersebut mampu menghidupi 28 juta atau 11% penduduk jika Indonesia bisa mencegah food waste.
Sementara itu, dari 175.000 ton sampah yang diproduksi setiap harinya di Indonesia, 69% sampah dibuang ke TPA, 10% sampah terkubur di tanah, 8.5% tidak dikelola, 7.5% dijadikan kompos dan didaur ulang, dan 5% sampah dibakar. Berdasarkan catatan yang diberikan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan dalam waktu sehari semalam, LPA Benowo dapat mengumpulkan sampah seberat 1.220,15 kg (Sulistyorini, 2006) dimana 73% adalah sampah organik.
Berdasarkan data tersebut, kita bersama mengetahui bahwa permasalahan food waste saat ini di negara kita masih sangat butuh perhatian. Hal ini bukan hanya merupakan tanggung jawab sektor tertentu, tetapi juga merupakan tanggung jawab setiap individu sebagai masyarakat Indonesia. Yuk, kita simak hal apa saya yang bisa kita lakukan sebagai upaya untuk mencegah food waste.
1. Understanding Food Hierarcy
Agensi Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (United States’ Environmental Protection Agency — EPA) menyusun piramida pemulihan makanan, dengan tujuan mengutamakan kegiatan pencegahan makanan terbuang. Hierarki pada tiap urutannya berfokus pada strategi penanganan makanan yang sudah tidak layak makan.
Langkah pada urutan hierarki pemulihan makanan diatas meliputi :
- Mengurangi volume surplus makanan dari sumbernya dengan cara mengaudit sampah yang dihasilkan, mengkreasikan makanan, memperhatikan jadwal makan selama 1 minggu, dan buat masakan tidak lagi bersisa.
- Berikan makanan kepada yang membutuhkan. Kini di kota-kota besar sudah banyak organisasi nonprofit berupa bank makanan yang menjadi perantara dari pendonor ke penerima makanan.
- Jadikan pakan hewan. Dengan penanganan yang aman dan tepat, tidak salah jika kita memberi makan hewan dengan makanan sisa. Perusahaan makanan dapat menyumbangkan sisa makanan untuk hewan di bonbin atau produsen makanan hewan. Untuk skala rumahan, kita tetap bisa menyumbangkan makanan untuk hewan peliharaan seperti kucing, anjing, kelinci dan kura-kura.
- Olah kembali menjadi barang industri. Kita bisa menjadikan sampah makanan dalam penggunaan industri. Sebagai salah satu contoh, minyak jelantah dapat diolah menjadi sabun dan kosmetik. Kita bisa melakukannya sendiri di rumah dengan bantuan sodium hidroksida dan essential oil untuk memberi aroma pada sabun. Jika kamu tidak punya waktu untuk mengolah minyak jelantah, kamu dapat mengirimkannya ke pihak yang menerima minyak jelantah tersebut.
- Mengompos menjadi salah satu cara yang mulai populer untuk mengatasi masalah sisa makanan. Meski semua cara sudah dilakukan untuk mencegah food waste, makanan yang masih bersisa dapat diolah menjadi pupuk. Seperti sampah dedaunan, sisa makanan juga dapat dijadikan kompos.
- Pembakaran atau pembuangan ke TPA seharusnya menjadi cara terakhir dalam pengolahan sisa makanan. Namun sayangnya, pengolahan sampah di masyarakat masih lebih banyak yang melompati tahapan-tahapan di atas dan langsung menuju tahap terakhir.
2. Plan Your Groceries
Perencanaan belanja akan menjadi panduan kita dalam belanja di supermarket. Tidak hanya memudahkan saat berbelanja, tetapi juga menghemat karena yang bahan makanan yang dibeli benar-benar kebutuhan. Perencanaan ini dapat dilakukan dengan setidaknya 3 langkah berikut.
Bijak dalam berbelanja. Pastikan sebelum berbelanja bahan makanan, kamu telah menyiapkan daftar belanjaan apa saja yang benar-benar dibutuhkan. Selain menghemat waktu, hal ini bisa mencegah potensi bahan makanan yang dibeli menjadi limbah di rumah.
Buat daftar rencana menu makanan untuk seminggu. Dengan menjadwal menu masakan sehari-hari akan memudahkan kamu saat hendak memasak. Kalau kamu kesulitan menentukan menu makan dalam satu minggu kedepan, kamu bisa memulai dari memilih menu makanan yang benar-benar kamu sukai dan dirasa tidak sulit dalam memasaknya.
Selain itu, hindari juga membeli bahan makanan dalam jumlah banyak hanya karena berpikir harganya akan lebih murah. Dengan begitu, tidak ada bahan pangan yang berlebih dan rusak yang akhirnya tidak terpakai.
3. Store It Properly
Setiap bahan makanan memiliki cara yang berbeda dalam proses penyimpanannya. Kamu perlu memastikan masing-masing bahan makanan tersimpan dengan baik dan suhu yang tepat. Jika salah menempatkan, bahan makanan tersebut berisiko lebih cepat basi dan harus dibuang. Selain basi, salah dalam menyimpan bahan makanan dapat mengakibatkan kontaminasi oleh bakteri atau jamur dan membuatnya menjadi busuk.
Selain itu, segera habiskan bahan makanan yang mendekati rusak. Lakukan pengecekan secara berkala terhadap bahan makanan di rumah. Ketika ada bahan makanan yang terlihat hampir rusak, sebaiknya langsung dikonsumsi sehingga bahan makanan tidak terbuang percuma.
Cara penyimpanan bahan makanan kering seperti pasta, beras, minyak sayur, kecap, susu bubuk, bihun, dan bumbu-bumbu dapur lainnya dapat disimpan pada tempat yang kering selama masih dalam kemasan yang utuh. Tempatkan pada tempat yang bersih, bebas hama, mendapat sirkulasi udara yang baik, dan di susun dengan rapi. Sebaliknya jika kemasan telah dibuka, bahan tersebut harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat dan higienis.
Kemudian untuk makanan dairy seperti keju, susu, telur, yogurt, mentega sebaiknya simpan di chiller untuk menjaga kualitas dan memperpanjang umur simpan karena bahan dairy mudah rusak apabila disimpan di suhu ruang. Penyimpanan ini berlaku untuk semua bahan dairy, baik dalam kemasan utuh atau setelah kemasan sudah dibuka. Kecuali susu UHT dapat disimpan disuhu ruang.
4. Mindful Eating
Mindful eating merupakan konsep dimana kamu menjaga kesadaran penuh saat mengonsumsi makanan maupun minuman yang masuk ke dalam tubuh. Kebiasaan ini akan membuat kamu lebih memperhatikan seberapa banyak makanan, jenis makanan, dan perasaan saat sedang mengonsumsi makanan.
Mindful eating membantu mengurangi jumlah sampah organik dan sampah sisa makanan (food wastage), termasuk di dalamnya food waste. Banyak perilaku yang bisa dilakukan dalam hal mindful eating, misalnya seperti :
- Membuat perencanaan yang lebih baik sebelum membeli bahan makanan
- Menyimpan bahan makanan dengan baik agar dapat digunakan dalam jangka panjang
- Memasak atau membeli makanan sesuai dengan kebutuhan (sesuai porsi makan kita)
- Menghindari makanan yang tidak disukai
- Menghabiskan makanan kita tanpa tersisa
Maka dari itu, untuk berkontribusi dalam mencegah food waste, salah satu cara yang mudah untuk dilakukan adalah dengan lebih mindful dalam mengonsumsi makanan kita sehari-hari.
Baca juga: Kenapa Diet Kamu Harus Personalized?
5. Utilise Your Letfovers
Sebelum dibuang, coba dipikirkan kembali sisa – sisa makanan kita dibuat menjadi apa. Sesuai dengan hierarki pemulihan makanan, jika sisa makanan masih dapat diolah maka usahakan untuk tidak dibuang ke TPA.
Misalnya saja sisa-sisa sayur ataupun sayur yang sudah hampir layu di kulkas bisa kamu bikin jadi kaldu sayur ataupun tambahan bumbu makanan, lho! Membuat kaldu di rumah bisa menghemat tiga hal: membuang sayuran yang sudah layu, hemat uang untuk membeli kaldu, dan mereduksi kemasan-kemasan yang nggak perlu.
MyMeal Catering juga berupaya untuk mencegah food waste dengan mengedepankan konsep catering personalized, kami hanya menyiapkan dan memasak porsi makanan sesuai dengan kebutuhan gizi pelanggan. Sehingga dalam kegiatan belanja untuk kebutuhan memasak pun dapat direncanakan dengan baik.
Bagikan artikel ini: